Selasa, 12 Maret 2013

PROFESIONALITAS PENDIDIK



PROFESIONALKAH KITA?

07/12/2012
7:27
Pemerintah selalu tambal sulam dalam merombak  dunia pendidikan, anggaran yang besarpun sudah dipersiapkan dengan optimal. Guru/Pendidik diminta untuk menjadi profesional dengan memenuhi 4 standart kompetensi yang telah ditentukan. Program Sertifikasi bagi pendidik-pun digelar untuk memenuhi skill dan kompetensi yang diharapkan. Sayang, Program sertifikasi bagi Pendidik tak jarang banyak menuai kritikan, karena standart yang baku tak bisa dipenuhi disetiap pergelaran event tersebut, ada yang dengan mudah lulus dan lolos ada pula yang harus jatuh bangun hingga berkali-kali harus test ulang. Proyek ataupun tidak, aku tak akan menganalisa lebih jauh, karena disini konteksnya aku hanya lah sebagai obyek penderita. Tetapi aku patut berbangga, karena aku berada di ruang gerak yang sempit, sehingga untuk mendapatkan sertifikat pendidik tak semudah teman-teman yang lain yang bisa dengan mudah membalikkan tangannya. 
"Sudahkah aku profesional?".... Ahhh, terlalu luas gambaran profesional dalam konteks ini, banyak yang harus dibenahi dan itu membutuhkan proses yang panjang, malah dengan sertifikat ini membuat permasalahan baru yang semakin rumit, sudah digaji negara kinerja tak karu-karuan, untuk membuat perangkat saja mereka kesulitan, jika Kepala Sekolah menekan dipikir terlalu over acting. Terus apa maksud dengan sertifikat yang sudah dipegang? Atau jangan-jangan ini hanyalah perwujudan dari peningkatan kesejahteraan guru semata? Akupun terheran dengan hal ini, niat awal mereka menjadi seorang pendidik telah berubah haluan, dari ikhlas menyebar ilmu menjadi nominal untuk membeli sesuatu. Kapan maju negeri ini jika pendidiknya sudah mulai memikirkan nominal yang harus dicapai? Belum lagi uji kompetensi guru, dimana guru yang tersertifikasi tersebut sudah layak atau harus tinjau ulang. Hanya dengan menjawab puluhan soal mereka bisa dikatakan profesional. Kinerja dinilai hanya dengan menandai jawaban yang benar. Apa kata dunia? Ini masalah anak bangsa kita kelak, uji donk dengan melihat langsung saat proses belajar mengajar mereka, dengan menurunkan team independent yang memang expert dibidangnya, kalau hanya mengandalakan Kepala Sekolah atau sekolah itu sendiri itu mah bisa diatur! Bikin saja Laporan bahwa guru A sudah melakukan dan melaksanakan tugasnya dengan baik, memenuhi 24 jam mapel sesuai yang disyaratkan dan bla.. bla..bla.. MIRIS dengernya!!! Sebenarnya nominal besar akan kita dapatkan jika kita mau merubah kinerja kita, duit bakal menghampiri kita jika kinerja kita bagus dan benar. Oh duniaku.. kapan kita konsen dengan nasib anak bangsa yang semakin bingung dengan tambal sulam ini?
Profesionalitas seorang guru menurut aku adalah beliau-beliau yang memang mau merubah pola pembelajarannya dengan selalu up to date, tak lelah untuk melakukan pendekatan personal dengan peserta didik, berusaha mau tau permasalahan setiap warga sekolah dan memenuhi kewajibannya dengan membuat perangkat pembelajaran yang tak hanya sekedar buat laporan tapi juga diaplikasikan dgn sesungguhnya. Satu lagi, guru profesional tak berorientasi dengan gaji yang mereka terima, ingat! Tugas seorang pendidik adalah mendidik bukan mengkalkulasi berapa uang yang akan diterima. Jika Anda akan bilang:”Ahh Anda muna dan sok perfeksionis,idealis dan teman-temannya, maka aku akan menjawab: Pergi saja dan tak usah kembali. Sekolah dan Profesi guru bukan lahan untuk mencari keuntungan duniawi.. tapi lebih kearah tabungan akhirat yang nominalnya akan membawa Anda ke dunia lain yang lebih bahagia”

Sebuah Film Guru Mengajar



http://munifchatib.files.wordpress.com/2011/09/guru-mengajar.png?w=246&h=300
Dia mengatakan cosinus,
Yang kudengar alunan musik pengantar tidur.
Dia menggambar segitiga siku-siku,
Yang kulihat aku menari-nari diatas awan.
Dia menulis rumus perkalian vektor,
Yang kutulis sebait puisi.
Dia melihatku,
Yang kulihat sebuah film sedang diputar.
Film monoton diatas layar hitam putih.
Dengan para pemain yang bergerak malas dalam memoriku,
Dengan layar lebar yang seakan-akan ingin memuntahkan seluruh isinya,
Dengan alur cerita membosankan yang memaksaku menguap berkali-kali.
Dia berbicara dalam spidol,
Aku berbicara dalam lamunan.
Dia berdiskusi dalam papan,
Aku berdiskusi dalam pikiran.
Dia bertanya dalam soal,
Aku bertanya dalam hati,
Kapan film ini mencapai THE END?

Senin, 11 Maret 2013

Sosialisasi Pajak : "Bayar Pajak, Negara Makmur..!!"

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang —sehingga dapat dipaksakan— dengan tiada mendapat balas jasa secara langsung. Pajak dipungut penguasa berdasarkan norma-norma hukum untuk menutup biaya produksi barang-barang dan jasa kolektif untuk mencapai kesejahteraan umum.

Pajak dari perspektif ekonomi dipahami sebagai beralihnya sumber daya dari sektor privat kepada sektor publik. Pemahaman ini memberikan gambaran bahwa adanya pajak menyebabkan dua situasi menjadi berubah. Pertama, berkurangnya kemampuan individu dalam menguasai sumber daya untuk kepentingan penguasaan barang dan jasa. Kedua, bertambahnya kemampuan keuangan negara dalam penyediaan barang dan jasa publik yang merupakan kebutuhan masyarakat.

















Namun apa jadinya jika uang pajak yang dibayarkan oleh rakyat ternyata dinikmati oleh Si Pemungut pajak? Ya, itulah kasus penggelapan uang pajak yang pernah menghebohkan seantero negeri. Tokoh antagonis dari kasus ini, Gayus Tambunan, menjadi penyebab mengapa orang Indonesia menjadi tidak percaya lagi dengan orang-orang pajak. Kemudian masyarakat menjadi enggan untuk membayar pajak. 

Seiring dengan berjalannya waktu, akhirnya kasus Gayus Tambunan bisa diungkap dan diselesaikan. Tugas berat bagi pemerintah untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat agar kembali mau membayar pajak. Maka untuk itu, pemerintah melalui Direktorat Jendral Pajak melakukan pembersihan nama baik dengan berbagai upaya, seperti iklan layanan masyarakat, penyuluhan pajak di berbagai daerah, dan sosialisasi pajak di berbagai instansi.

Sosialisasi pajak sangat membantu masyarakat yang masih awam tentang pajak, untuk lebih mengerti, mampu dan memiliki kesadaran akan pentingnya pajak bagi kemakmuran negara. Seperti yang dilakukan di MA Darun Najah Sumbersuko tepat pada tanggal 27 Pebruari 2013. Para guru berinisiatif mengundang perwakilan dari Direktorat Jendral Pajak Kabupaten Lumajang untuk memberikan sosialisasi tentang beberapa peraturan pajak yang penting diketahui oleh wajib pajak dan memberikan penjelasan bagaimana cara pembayaran pajak serta cara penyampaian SPT Pajak

















Acara sosialisasi berjalan dengan aman dan lancar, dan mampu menarik perhatian tidak hanya guru MA, tetapi juga para guru MTs dan SMK Darun Najah juga ikut serta dalam acara tersebut. Alhamdulilah, Dirjen Pajak telah memberikan pencerahan bagi para wajib pajak yang hadir dalam acara tersebut, sementara yang belum menjadi wajib pajak mendapat pengetahuan yang bermanfaat untuk masa mendatang. Walaupun masih ada beberapa peserta yang tampak masih bingung dengan penjelasan yang disampaikan, namun secara keseluruhan, acara tersebut berjalan dengan sangat akrab dan lancar sampai akhir.

Semoga saja dengan sosialisasi dari Dirjen Pajak semakin menambah kesadaran untuk membayar pajak. Karena dengan membayar pajak, berarti juga membantu secara langsung memakmurkan negeri Indonesia tercinta. Amiiin. 

















Silahkan baca artikel terkait, di link berikut. Semoga bermanfaat.


Senin, 04 Maret 2013

Visi dan Misi MA Darun Najah Sumbersuko


Visi
Terwujudnya manusia yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, berkepribadian, berilmu, terampil dan mampu mengaktualisasikan diri dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Misi
1.    Menciptakan lembaga Pendidikan Islam yang berkualitas.
2.    Menyiapkan kurikulum madrasah yang representif.
3.    Menyediakan tenaga pendidik dan kependidikan yang memiliki kopetensi dan profesional.
4.    Mengelola proses belajar mengajar yang product oriented.
5.    Mengembangkan school base management.


Tujuan
1.   Mengoptimalkan pemberdayaan sumber daya manusia dan warga madrasah dan masyarakat serta memberikan pelayanan publik demi terwujudnya visi dan misi.
2.    Meningkatkan kualitas guru dan mengembangkan silabi KBK melalui in house training, lokarya, diklat dan studi banding.
3.   Meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik dan kependidikan melalui program kegiatan dan mengembangkan profesi dan prestasi.
4.    Meningkatkan profesi akademik siswi melalui bimbingan belajar intensif.
5.    Mengoptimalkan program bimbingan karir bagi siswi untuk mengembangkan bakat, minat dan life skill.
6.    Mengoptimalkan program bimbingan spiritual bagi siswi melalui kegiatan pesantren.
7.    Meningkatkan prestasi non akademik siswi melalui kegiatan ekstra kurikuler.
8.    Mengoptimalkan program bimbingan dan penyuluhan bagi siswi yang mengalami kesulitan belajar, menyesuaikan diri dengan lingkungan.

Minggu, 17 Februari 2013

Tes Otak : APAKAH ANDA PINTAR

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh....

Terdapat berbagai cara untuk mengetes kemampuan otak kita, lebih tepatnya tingkat kecerdasan atau IQ. Bisa dengan tes psikologi atau dengan yang lainnya. Nah, sekarang cobalah yang berikut ini...

Dibawah ini ada empat ( 4 ) pertanyaan dan satu pertanyaan bonus. Jawablah semua tanpa banyak pikir. Cuma boleh berpikir sedetik, jawab segera. OK?


Ayo cari tahu, seberapa pintar anda… .

Siap? GO!!!

Pertanyaan pertama:
A nda ikut berlomba. Anda menyalip orang di posisi nomor dua. Sekarang posisi anda nomor berapa?

Jawaban: Jika anda menjawab Nomor Satu, anda SALAH BESAR! Jika anda menyalip orang nomor dua, sekarang andalah yang ada di posisi nomor dua!

Jangan ngaco lagi, ya?.
Sekarang jawab pertanyaan kedua, tapi jangan berpikir lebih banyak daripada ketika menjawab pertanyaan
pertama tadi, OK ?

Pertanyaan Kedua:
Jika anda menyalip orang di posisi terakhir, sekarang anda di posisi…?

Jawaban: Jika anda menjawab anda orang kedua dari terakhir, anda SALAH LAGI… Coba, bagaimana caranya menyalip orang TERAKHIR?

Anda sebetulnya tidak terlalu pintar, ‘ kan?

Pertanyaan ketiga:
Hitung-hitungan yang pelik! Catatan: kerjakan di pikiran anda saja. JANGAN gunakan kertas atau pensil atau kalkulator. Cobalah.

Ambil 1000 dan tambahkan 40 padanya. Sekarang tambahkan 1000 lagi.
Sekarang tambahkan 30 . ! Tambahkan 1000 lagi. Sekarang tambahkan 20. Sekarang tambahkan 1000 Sekarang tambahkan 10. Berapa totalnya?

Apakah hasilnya 5000 ?

Jawaban yang benar adalah 4100.
Kalau tidak percaya, cek dengan kalkulator!
Hari apes, ‘kan? Mungkin di pertanyaan terakhir anda bisa benar…….Mungkin.

Pertanyaan keempat:
Ayah Mary punya lima andak: 1. Nana, 2. Nene, 3. Nini, 4. Nono. Siapa nama anak kelima?

Apa anda menjawab Nunu?
BUKAN! Tentu saja bukan. Anak kelima namanya Mary. Baca lagi pertanyaannya!

Okay, sekarang ronde bonus:
SEORANG bisu pergi ke toko dan ingin membeli sikat gigi. Dengan menirukan orang menggosok gigi, ia berhasil menyampaikan keinginannya pada penjaga toko dan ia berhasil membeli sikat gigi…
Berikutnya, seorang buta masuk ke toko itu dan ingin membeli kacamata hitam, bagaimana DIA menunjukkan keinginannya?

Langsung aja ngomong, dia kan gak bisu…

KIRIMKANLAH TES INI UNTUK MEMBUAT FRUSTASI ORANG-ORANG YG MERASA PINTAR YG ANDA KENAL!
He..he..he…

sumber: milis smalam, Zainatussirti

Sabtu, 16 Februari 2013

Melatih Anggota Team

Teman-teman, masih tentang kerja tim. Kali ini topiknya “melatih anggota tim” yang melibatkan “membantu karyawan mengembangkan diri sendiri dan mencapai kerja optimal dalam tim”. (Sumber: Total Performance Scorecard, Hubert Rampersad)

Untuk bisa melatih secara efektif, kondisi-kondisi berikut harus diciptakan:

  • · Suasana yang tak mengancam. 
  • · Sikap membantu dan bersimpati. 
  • · Iklim keterbukaan, kepercayaan, dan rasa hormat. 
  • · Dialog pribadi yang dipusatkan pada kerja sama dan kerja tim. 
  • · Fokus pada tujuan, penilaian perbaikan, dan umpan balik perilaku. 
  • · Perluasan wawasan tentang tugas. 
  • · Penekanan pada kelebihan orang lain dan hal-hal yang bisa diubah. 
  • · Pengidentifikasian hambatan yang merintangi perbaikan dan perwujudan tujuan. 
  • · Dukungan untuk memastikan bahwa anggota tim bersedia mengambil tanggung jawab atas tugas yang didelegasikan. 
Pelatihan juga sangat terkait dengan mendelegasikan atau memberdayaan orang lain. Alasan terpenting mengapa manajer pada umumnya tidak mendelegasikan adalah:

  • · Keinginan untuk terus menerapkan kewenangan dan kendali. 
  • · Ingin mempunyai kekuasaan atas orang lain. 
  • · Kurang yakin terhadap kemampuan orang lain. 
  • · Takut orang lain akan melakukan pekerjaan yang lebih baik. 
  • · Manajer ingin menarik perhatian atasannya. 
  • · Manajer suka melakukan sendiri tugas tertentu. 
  • · Berpendapat bahwa ia dapat melakukannya dengan lebih baik. 
  • · Berpendapat bahwa tugas itu terlalu penting untuk dipertaruhkan. 
  • · Berpendapat bahwa orang lain tidak mempunyai keterampilan untuk melatih. 

Pelatihan melibatkan pemberdayaan. Pemberdayaan melibatkan memberi karyawan kadar tertentu kewenangan, kebebasan, kepercayaan, dan informasi. Hal itu membuat mereka menerima tanggung jawab dan mengembangkan keterampilan untuk membuat keputusan mandiri bagi perbaikan kinerja. Beberapa karakteristik penting dari karyawan yang diberdayakan adalah bahwa mereka:

  • · Merasa bertanggung jawab atas pekerjaan mereka. 
  • · Menyelaraskan target pribadi mereka dengan target organisasi. 
  • · Terus-menerus belajar dan berbagi pengetahuan dengan yang lain. 
  • · Kritis terhadap diri sendiri, mempunyai rasa percaya diri, dan termotivasi. 
  • · Terlatih baik, kreatif, dan berorientasi pelanggan. 
  • · Terus-menerus memantau dan meningkatkan kerja mereka. 
  • · Melihat tujuan baru dan perubahan sebagai tantangan. 

Semoga berguna.

Rabu, 13 Februari 2013

Darun Najah from above

Inilah foto lokasi Yayasan Pendidikan Darun Najah dari angkasa...


Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template