Hari Perempuan Internasional diperingati tentu dengan tujuan agar hak-hak perempuan di seluruh dunia diperhatikan dan sama rata dengan hak-hak laki-laki. Paling tidak itulah misi dari sebuah gerakan Feminisme yang mulai tren pada tahun ’60 an. Kaum perempuan mulai memperjuangkan kesetaraan hak dengan laki-laki dalam segala bidang. Oleh karena itu makin banyak bermunculan tenaga kerja perempuan yang terampil dan kemampuannya setara dengan laki-laki. Bahkan sekarang makin banyak posisi startegis dalam berbagai perusahaan ditempati oleh para perempuan cerdas dan berpendidikan tinggi. Peranan perempuan juga mulai mendapatkan porsi tersendiri di bidang sosial dan politik. Bahkan perkembangan selanjutnya muncul tokoh-tokoh politik yang dikagumi masyarakat dunia seperti Margareth Tatcher, Gloria Arroyo, Aung San Suu Kyi, dan Megawati Soekarnoputri.
Gerakan-gerakan feminisme sangat berkembang pesat di Eropa dan Amerika. Lalu kemudian feminisme tersebar ke seluruh dunia yang dibawa oleh orang-orang Eropa dan Amerika. Namun masih ada saja kasus-kasus kekerasan yang dilakukan oleh kaum laki-laki kepada kaum perempuan. Kenyataan ini mungkin saja disebabkan oleh masih kurangnya kesadaran masyarakat Indonesia terutama kalangan menengah ke bawah terhadap kesetaraan gender. Sangat mungkin sekali paradigma kuno masyarakat yang menganggap bahwa perempuan adalah ratunya rumah tangga, dalam paraktekknya ternyata hanya dimaknai secara sempit. Sehingga dianggap perempuan hanya cocok untuk masak, merawat anak di rumah, berdandan, pemuas sex laki-laki dan melahirkan anak.
Hak perempuan seperti barang mahal yang hanya bisa dimiliki oleh orang kaya. Sulit sekali menegakkan kesetaraan gender bila perilaku dan cara pandang masyarakat terhadap kaum perempuan tidak berubah. Malah yang ada tindak kekerasan pada perempuan makin marak terjadi. Terutama tindak kekerasan yang dilakukan suami pada istrinya. Tindak KDRT ini makin beresiko ketika anak-anak mereka melihat dan mengalami sendiri di depan matanya. Bukankah apa yang dilakukan oleh orang tuanya sangat mungkin ditiru oleh anaknya kelak ketika sudah berumah tangga?
Tindak kekerasan terhadap perempuan seperti sudah mencapai titik terendah. Bagaimana tidak. Perempuan sudah dijadikan barang komoditi dagangan ke luar negeri. Biasanya perempuan-perempuan bernasib malang korban trafficking ini dijual untuk diperkerjakan menjadi pelacur atau dijadikan budak. Sungguh sangat ironis sekali nasib perempuan Indonesia. Ditengah gaung feminisme dunia, ternyata keadaan di Indonesia masih seperti ini.
Namun kita masih layak bersyukur karena masih ada sosok-sosok perempuan yang gigih memperjuangkan hak-hak kaum perempuan dan memberikan kesadaran bagi masyarakat bahwa perempuan juga mampu membangun bangsa jika diberi kesempatan. Terbukti dengan adanya kaum perempuan yang mengharumkan nama bangsa Indonesia di luar negeri. Sebut saja nama-nama seperti Susi Susanti yang berhasil juara bulu tangkis olimpiade Barcelona 1982. Ada lagi Liliyana Natsir dan Greycia Poli. Lisa Rumbewas di cabang angkat besi juga merupakan lifter perempuan yang hebat dan mengharumkan nama bangsa. Bahkan sosok perempuan juga sempat menjadi pemimpin bangsa, seperti Megawati Soekarnoputri.
Peringatan Hari Perempuan Internasional tahun ini mudah-mudahan akan menjadi awal baru bagi kebangkitan kaum perempuan di Indonesia untuk memperjuangkan hak-hak mereka agar tidak ketinggalan dan diperlakukan semena-mena oleh kaum laki-laki.
Happy International Women’s Day.
Tindak kekerasan terhadap perempuan seperti sudah mencapai titik terendah. Bagaimana tidak. Perempuan sudah dijadikan barang komoditi dagangan ke luar negeri. Biasanya perempuan-perempuan bernasib malang korban trafficking ini dijual untuk diperkerjakan menjadi pelacur atau dijadikan budak. Sungguh sangat ironis sekali nasib perempuan Indonesia. Ditengah gaung feminisme dunia, ternyata keadaan di Indonesia masih seperti ini.
Namun kita masih layak bersyukur karena masih ada sosok-sosok perempuan yang gigih memperjuangkan hak-hak kaum perempuan dan memberikan kesadaran bagi masyarakat bahwa perempuan juga mampu membangun bangsa jika diberi kesempatan. Terbukti dengan adanya kaum perempuan yang mengharumkan nama bangsa Indonesia di luar negeri. Sebut saja nama-nama seperti Susi Susanti yang berhasil juara bulu tangkis olimpiade Barcelona 1982. Ada lagi Liliyana Natsir dan Greycia Poli. Lisa Rumbewas di cabang angkat besi juga merupakan lifter perempuan yang hebat dan mengharumkan nama bangsa. Bahkan sosok perempuan juga sempat menjadi pemimpin bangsa, seperti Megawati Soekarnoputri.
Peringatan Hari Perempuan Internasional tahun ini mudah-mudahan akan menjadi awal baru bagi kebangkitan kaum perempuan di Indonesia untuk memperjuangkan hak-hak mereka agar tidak ketinggalan dan diperlakukan semena-mena oleh kaum laki-laki.
Happy International Women’s Day.
0 komentar:
Posting Komentar